Jakarta - Presiden SBY menyatakan akan menyumbang Rp 5 miliar dari
kocek pribadi untuk membantu korban gempa. Hal ini dianggap aneh
mengingat berdasarkan laporan ke KPK, kekayaan total SBY tahun 2007
hanya Rp 7,1 miliar.
"Saya kira kalau sumbangannya sebesar itu aneh juga, karena kekayaan
riilnya tahun 2007 hanya Rp 7,1 miliar tapi bisa menyumbang secara
pribadi Rp 5 miliar," kata peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW)
Abdullah Dahlan saat dihubungi detikcom, Jumat (4/9/2009).
Apalagi, lanjut Abdullah, dari Rp 7,1 miliar itu tidak semuanya berupa
simpanan uang. Dari catatan LHKPN per Juli 2007, harta tak bergerak
berupa tanah dan bangunan milik SBY mencapai Rp 2,9 miliar. Sementara
harta bergeraknya mencapai Rp 500 juta.
Jika ditotal, harta berupa barang yang dimiliki SBY kurang lebih Rp 3,4
miliar. Artinya, harta berupa uangnya hanya sekitar Rp 3,7 miliar.
Menurut Abdullah, ada dua kemungkinan jika SBY bisa menyumbang Rp 5
miliar dari kocek pribadi. Pertama, telah terjadi pelepasan aset. Bisa
jadi SBY telah menjual sebagian dari harta berupa barang yang
dimilikinya.
Kedua, telah terjadi peningkatan jumlah kekayaan. Jika ini yang
terjadi, maka kenaikan kekayaan SBY dalam 2 tahun terakhir tentulah
signifikan. Sebab pada tahun 2004 lalu total kekayaan SBY adalah Rp 4,5
miliar. Jika pada 2007 kekayaannya Rp 7,1 miliar, maka selama 3 tahun
itu kenaikannya Rp 2,6 miliar.
Sementara dari hasil klarifikasi KPK menjelang pilpres lalu, kekayaan
SBY naik dari Rp 7,1 miliar pada tahun 2007 menjadi Rp 8,5 miliar pada
Mei 2009. Kenaikannya selama 2 tahun mencapai Rp 1,4 miliar.
Dengan asumsi SBY menguras seluruh uangnya, masih diperlukan lebih dari
Rp 1 miliar untuk mencapai angka Rp 5 miliar. Dalam waktu 3 bulan sejak
Mei, berarti uang yang harus dikumpulkan SBY untuk bisa menyumbang
sejumlah itu lebih dari Rp 1 miliar.
"Kenaikan itu dari mana sumbernya? Apakah dari penjualan aset? Kalu iya
aset mana yang dijual? Ini harus diketahui karena beliau kan pejabat
publik," kata Abdullah.
sumber :detiknews
kocek pribadi untuk membantu korban gempa. Hal ini dianggap aneh
mengingat berdasarkan laporan ke KPK, kekayaan total SBY tahun 2007
hanya Rp 7,1 miliar.
"Saya kira kalau sumbangannya sebesar itu aneh juga, karena kekayaan
riilnya tahun 2007 hanya Rp 7,1 miliar tapi bisa menyumbang secara
pribadi Rp 5 miliar," kata peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW)
Abdullah Dahlan saat dihubungi detikcom, Jumat (4/9/2009).
Apalagi, lanjut Abdullah, dari Rp 7,1 miliar itu tidak semuanya berupa
simpanan uang. Dari catatan LHKPN per Juli 2007, harta tak bergerak
berupa tanah dan bangunan milik SBY mencapai Rp 2,9 miliar. Sementara
harta bergeraknya mencapai Rp 500 juta.
Jika ditotal, harta berupa barang yang dimiliki SBY kurang lebih Rp 3,4
miliar. Artinya, harta berupa uangnya hanya sekitar Rp 3,7 miliar.
Menurut Abdullah, ada dua kemungkinan jika SBY bisa menyumbang Rp 5
miliar dari kocek pribadi. Pertama, telah terjadi pelepasan aset. Bisa
jadi SBY telah menjual sebagian dari harta berupa barang yang
dimilikinya.
Kedua, telah terjadi peningkatan jumlah kekayaan. Jika ini yang
terjadi, maka kenaikan kekayaan SBY dalam 2 tahun terakhir tentulah
signifikan. Sebab pada tahun 2004 lalu total kekayaan SBY adalah Rp 4,5
miliar. Jika pada 2007 kekayaannya Rp 7,1 miliar, maka selama 3 tahun
itu kenaikannya Rp 2,6 miliar.
Sementara dari hasil klarifikasi KPK menjelang pilpres lalu, kekayaan
SBY naik dari Rp 7,1 miliar pada tahun 2007 menjadi Rp 8,5 miliar pada
Mei 2009. Kenaikannya selama 2 tahun mencapai Rp 1,4 miliar.
Dengan asumsi SBY menguras seluruh uangnya, masih diperlukan lebih dari
Rp 1 miliar untuk mencapai angka Rp 5 miliar. Dalam waktu 3 bulan sejak
Mei, berarti uang yang harus dikumpulkan SBY untuk bisa menyumbang
sejumlah itu lebih dari Rp 1 miliar.
"Kenaikan itu dari mana sumbernya? Apakah dari penjualan aset? Kalu iya
aset mana yang dijual? Ini harus diketahui karena beliau kan pejabat
publik," kata Abdullah.
sumber :detiknews