SIDOARJO, — Maut mencekam pesta ulang tahun yang digelar 11 pemuda Desa Ngampelsari, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Selama dua hari mabuk-mabukan, dua di antara mereka tewas, satu kolaps, dan delapan lainnya belum diketahui kondisinya. Kemungkinan juga kritis.Sebanyak dua korban tewas adalah Sultoni (22) dan Nur Choliq (17). Mereka mengembuskan napas terakhir saat dirawat di RSU Sidoarjo, Selasa (19/5) dini hari. Di RS yang sama, Udin Hariyanto (22) menjalani perawatan intensif. Ia dalam kondisi kritis.
Pesta maut itu terjadi saat Udin Harianto (22) merayakan ulang tahun dengan pesta miras di pemakaman umum desa, Sabtu (16/5) sejak pukul 13.00 hingga 23.00. Selain Udin, hadir Sultoni, Nur Choliq, Kiwo, Rawi, Fredi, Ateng, Yanto, dan Yuli. Penyandang dana adalah Udin yang baru pulang dari Jakarta.
Dengan dana Rp 600.000, mereka mengoplos puluhan botol miras bermerek Topi Miring dengan berbagai minuman ringan. Mereka minum sepuas-puasnya hingga teler. Seusai pesta, mereka menyingkirkan botol-botol minuman itu.
Rupanya, pesta selama 10 jam belum memuaskan hasrat mereka untuk menyiksa diri. Minggu (17/5), Udin masih mengajak lagi Nur Choliq dan Sultoni pesta miras dengan sembilan temannya. Ada dua anggota baru dalam pesta kali ini, yakni Dedi dan Sueb. Pesta babak dua ini berlangsung mulai pukul 13.00 hingga pukul 24.00 di lokasi sama.
Puaslah mereka. Pesta usai, mereka pulang ke rumah masing-masing. Nah, baru Senin (18/5) sekitar pukul 10.00, Sultoni mengeluh kepala pusing dan perut mual hendak muntah. Khawatir terjadi sesuatu, pihak keluarga membawanya ke RSU Sidoarjo. Ternyata, tak lama kemudian, Nur Choliq juga menyusul ke RSU Sidoarjo dengan keluhan serupa. Setelah menjalani perawatan selama beberapa jam, mereka meninggal.
Udin yang jadi promotor pesta tak mau ketinggalan. Ia menyusul ke RSU dan sampai kemarin masih dirawat di Sidoarjo dengan keluhan sama. Kini, ia dirawat intensif. Adapun delapan orang lainnya belum diketahui kondisinya. Diperkirakan, mereka juga dalam keadaan kritis, Selasa dini hari.
Korban Nur Choliq mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 02.00 disusul satu jam kemudian oleh Sultoni. Ketika dirawat, tubuh mereka kejang-kejang. Suhu badan tinggi dan muntah-muntah. Diduga, mereka terlalu banyak menenggak miras.
Orangtua Nur Choliq, Slamet (70), Kepada Petugas di Polsek Candi, mengatakan bahwa anaknya tidak pernah pulang pagi atau tengah malam. "Sore hari sudah di rumah. Namun, beberapa hari terakhir ini dia pulang pagi. Tak tahu apa yang dikerjakan di luar rumah," ungkapnya dengan nada lesu.
Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Victor Mackbun menjelaskan, dua korban tewas akibat keracunan miras. Diperkirakan, miras yang dioplos dengan berbagai merek itu sangat membahayakan kesehatan. "Dugaan sementara akibat keracunan miras saja. Kalau Udin sudah sembuh akan kami periksa untuk mengetahui jumlah miras yang dikonsumsi," tuturnya.
(kompas.com)
Pesta maut itu terjadi saat Udin Harianto (22) merayakan ulang tahun dengan pesta miras di pemakaman umum desa, Sabtu (16/5) sejak pukul 13.00 hingga 23.00. Selain Udin, hadir Sultoni, Nur Choliq, Kiwo, Rawi, Fredi, Ateng, Yanto, dan Yuli. Penyandang dana adalah Udin yang baru pulang dari Jakarta.
Dengan dana Rp 600.000, mereka mengoplos puluhan botol miras bermerek Topi Miring dengan berbagai minuman ringan. Mereka minum sepuas-puasnya hingga teler. Seusai pesta, mereka menyingkirkan botol-botol minuman itu.
Rupanya, pesta selama 10 jam belum memuaskan hasrat mereka untuk menyiksa diri. Minggu (17/5), Udin masih mengajak lagi Nur Choliq dan Sultoni pesta miras dengan sembilan temannya. Ada dua anggota baru dalam pesta kali ini, yakni Dedi dan Sueb. Pesta babak dua ini berlangsung mulai pukul 13.00 hingga pukul 24.00 di lokasi sama.
Puaslah mereka. Pesta usai, mereka pulang ke rumah masing-masing. Nah, baru Senin (18/5) sekitar pukul 10.00, Sultoni mengeluh kepala pusing dan perut mual hendak muntah. Khawatir terjadi sesuatu, pihak keluarga membawanya ke RSU Sidoarjo. Ternyata, tak lama kemudian, Nur Choliq juga menyusul ke RSU Sidoarjo dengan keluhan serupa. Setelah menjalani perawatan selama beberapa jam, mereka meninggal.
Udin yang jadi promotor pesta tak mau ketinggalan. Ia menyusul ke RSU dan sampai kemarin masih dirawat di Sidoarjo dengan keluhan sama. Kini, ia dirawat intensif. Adapun delapan orang lainnya belum diketahui kondisinya. Diperkirakan, mereka juga dalam keadaan kritis, Selasa dini hari.
Korban Nur Choliq mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 02.00 disusul satu jam kemudian oleh Sultoni. Ketika dirawat, tubuh mereka kejang-kejang. Suhu badan tinggi dan muntah-muntah. Diduga, mereka terlalu banyak menenggak miras.
Orangtua Nur Choliq, Slamet (70), Kepada Petugas di Polsek Candi, mengatakan bahwa anaknya tidak pernah pulang pagi atau tengah malam. "Sore hari sudah di rumah. Namun, beberapa hari terakhir ini dia pulang pagi. Tak tahu apa yang dikerjakan di luar rumah," ungkapnya dengan nada lesu.
Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Victor Mackbun menjelaskan, dua korban tewas akibat keracunan miras. Diperkirakan, miras yang dioplos dengan berbagai merek itu sangat membahayakan kesehatan. "Dugaan sementara akibat keracunan miras saja. Kalau Udin sudah sembuh akan kami periksa untuk mengetahui jumlah miras yang dikonsumsi," tuturnya.
(kompas.com)