хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
MAAF, FORUM DUNIA REMAJA INDONESIA PINDAH KE http://nadakeras.taro.tv/forum

Join the forum, it's quick and easy

хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
MAAF, FORUM DUNIA REMAJA INDONESIA PINDAH KE http://nadakeras.taro.tv/forum
хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх

Situs/Web/Forum/Blog dan Komunitas Remaja (Indonesian Only)


You are not connected. Please login or register

Sepuluh Kesalahan Dalam Mendidik Anak

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

1Sepuluh Kesalahan Dalam Mendidik Anak Empty Sepuluh Kesalahan Dalam Mendidik Anak Thu 04 Jun 2009, 20:35

ralqis

ralqis
[DRI] Pendiri

Oleh
Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd



Anak
adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Maka, kita sebagai orang tua
bertanggung jawab terhadap amanah ini. Tidak sedikit kesalahan dan
kelalaian dalam mendidik anak telah menjadi fenomena yang nyata.
Sungguh merupakan malapetaka besar ; dan termasuk menghianati amanah
Allah.




Adapun
rumah, adalah sekolah pertama bagi anak. Kumpulan dari beberapa rumah
itu akan membentuk sebuah bangunan masyarakat. Bagi seorang anak,
sebelum mendapatkan pendidikan di sekolah dan masyarakat, ia akan
mendapatkan pendidikan di rumah dan keluarganya. Ia merupakan prototype
kedua orang tuanya dalam berinteraksi sosial. Oleh karena itu,
disinilah peran dan tanggung jawab orang tua, dituntut untuk tidak
lalai dalam mendidik anak-anak.




BAHAYA LALAI DALAM MENDIDIK ANAK
Orang tua memiliki hak yang wajib dilaksanakan oleh anak-anaknya.
Demikian pula anak, juga mempunyai hak yang wajib dipikul oleh kedua
orang tuanya. Disamping Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada
kedua orang tua. Allah juga memerintahkan kita untuk berbuat baik
(ihsan) kepada anak-anak serta bersungguh-sungguh dalam mendidiknya.
Demikian ini termasuk bagian dari menunaikan amanah Allah. Sebaliknya,
melalaikan hak-hak mereka termasuk perbuatan khianat terhadap amanah
Allah. Banyak nash-nash syar’i yang mengisyaratkannya. Allah berfirman.


“Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya” [An-Nisa : 58]

“Artinya
: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhamamd) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” [Al-Anfal : 27]


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya
: Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban
terhadap yang dipimpin. Maka, seorang imam adalah pemimpin dan
bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah
pemimpin bagi keluarganya dan bertanggung jawab terhadap yang
dipimpinnya” [Hadits Riwayat Al-Bukhari]




“Artinya
: Barangsiapa diberi amanah oleh Allah untuk memimpin lalu ia mati
(sedangkan pada) hari kematiannya dalam keadaan mengkhianati amanahnya
itu, niscaya Allah mengharamkan sorga bagianya” [Hadits Riwayat
Al-Bukhari]




SEPULUH KESALAHAN DALAM MEDIDIK ANAK
Meskipun banyak orang tua yang mengetahui, bahwa mendidik anak
merupakan tanggung jawab yang besar, tetapi masih banyak orang tua yang
lalai dan menganggap remeh masalah ini. Sehingga mengabaikan masalah
pendidikan anak ini, sedikitpun tidak menaruh perhatian terhadap
perkembangan anak-anaknya.




Baru
kemudian, ketika anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau
menyimpang dari aturan agama dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai
kebakaran jenggot atau justru menyalahkan anaknya. Tragisnya, banyak
yang tidak sadar, bahwa sebenarnya orang tuanyalah yang menjadi
penyebab utama munculnya sikap durhaka itu.




Lalai
atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya ; yang
tanpa kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang
tua, maupun kenakalan remaja.




Berikut ini sepuluh bentuk kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

[1]. Menumbuhkan Rasa Takut Dan Minder Pada Anak
Kadang, ketika anak menangis, kita menakut-nakuti mereka agar berhenti
menangis. Kita takuti mereka dengan gambaran hantu, jin, suara angin
dan lain-lain. Dampaknya, anak akan tumbuh menjadi seorang penakut :
Takut pada bayangannya sendiri, takut pada sesuatu yang sebenarnya
tidak perlu ditakuti. Misalnya takut ke kamar mandi sendiri, takut
tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita-cerita tentang hantu,
jin dan lain-lain.


Dan
yang paling parah tanpa disadari, kita telah menanamkan rasa takut
kepada dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka
jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal
semestinya, kita bersikap tenang dan menampakkan senyuman menghadapi
ketakutan anak tersebut. Bukannya justru menakut-nakutinya, menampar
wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan masalah. Akibatnya,
anak-anak semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi takut
apabila melihat darah atau merasa sakit.




[2]. Mendidiknya Menjadi Sombong, Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain. Dan Itu Dianggap Sebagai Sikap Pemberani.
Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar ialah
bersikap tengah-tengah, tidak berlebihan dan tidak dikurang-kurangi.
Berani tidak harus dengan bersikap sombong atau congkak kepada orang
lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya dan rasa takut
apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya : takut berbohong,
karena ia tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka berbohong,
atau rasa takut kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak
kita untuk berani dan tidak takut dalam mengamalkan kebenaran.




[3]. Membiasakan Anak-Anak Hidup Berfoya-foya, Bermewah-mewah Dan Sombong.
Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka
kemewahan, suka bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri,
tidak peduli terhadap keadaan orang lain. Mendidik anak seperti ini
dapat merusak fitrah, membunuh sikap istiqomah dalam bersikap zuhud di
dunia, membinasakah muru’ah (harga diri) dan kebenaran.




[4]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak
Sebagian orang tua ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan
anaknya, tanpa memikirkan baik dan buruknya bagi anak. Padahal, tidak
setiap yang diinginkan anaknya itu bermanfaat atau sesuai dengan usia
dan kebutuhannya. Misalnya si anak minta tas baru yang sedang trend,
padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya tas baru. Hal
ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi
segala permintaanya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak
peduli pada nilai uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan
menjadi orang yang tidak bisa membelanjakan uangnya dengan baik.




[5]. Selalu Memenuhi Permintaan Anak, Ketika Menangis, Terutama Anak Yang Masih Kecil.
Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita
menolaknya karena suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan
senjatanya, yaitu menangis. Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi
permintaannya karena kasihan atau agar anak segera berhenti menangis.
Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah, cengeng dan tidak
punya jati diri.




[6]. Terlalu Keras Dan Kaku Dalam Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran.
Misalnya dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan
bentakan dan cacian, ataupun dengan cara-cara keras lainnya. Ini kadang
terjadi ketika sang anak sengaja berbuat salah. Padahal ia (mungkin)
baru sekali melakukannya.




[7]. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran
Ada juga orang tua yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, hingga
anak-anaknya merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya
mendorong anak-anak itu untuk mencari uang sendiri dengan bebagai cara.
Misalnya : dengan mencuri, meminta-minta pada orang lain, atau dengan
cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang tega menitipkan
anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban dirinya. Bahkan, ada
pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai
hidup. Naa’udzubillah mindzalik




[8].
Tidak Mengasihi Dan Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari
Kasih Sayang Diluar Rumah Hingga Menemukan Yang Dicarinya.
Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak
terjerumus ke dalam pergaulan bebas –waiyadzubillah-. Seorang anak
perempuan misalnya, karena tidak mendapat perhatian dari keluarganya ia
mencari perhatian dari laki-laki di luar lingkungan keluarganya. Dia
merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki itu, karena sering
memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan
kehormatannya demi cinta semu.




[9]. Hanya Memperhatikan Kebutuhan Jasmaninya Saja.
Banyak orang tua yang mengira, bahwa mereka telah memberikan yang
terbaik untuk anak-anaknya. Banyak orang tua merasa telah memberikan
pendidikan yang baik, makanan dan minuman yang bergizi, pakaian yang
bagus dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu, tidak ada upaya
untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara benar serta berakhlak
mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi materi saja.
Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Bila kasih
sayang tidak di dapatkan dirumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang
lain.




[10]. Terlalu Berprasangka Baik Kepada Anak-Anaknya
Ada sebagian orang tua yang selalu berprasangka baik kepada
anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik saja dan merasa
tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek keadaan
anak-anaknya, tidak mengenal teman dekat anaknya, atau apa saja
aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba,
mendapati anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya
terkena narkoba, barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha
menutup-nutupinya serta segera memaafkannya. Akhirnya yang tersisa
hanyalan penyesalan tak berguna.




Demikianlah
sepuluh kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang mungkin kita
juga tidak menyadari bila telah melakukannya. Untuk itu, marilah
berusaha untuk terus menerus mencari ilmu, terutama berkaitan dengan
pendidikan anak, agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam
mendidik anak, yang bisa menjadi fatal akibatnya bagi masa depan
mereka. Kita selalu berdo’a, semoga anak-anak kita tumbuh menjadi
generasi shalih dan shalihah serta berakhlak mulia. Wallahu a’lam
bishshawab.

https://www.facebook.com/profile.php?id=100001069460412

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik