Giovanni van Bronckhorst menjadi salah satu pahlawan Belanda dengan
mengantarkan timnya menuju laga puncak Piala Dunia 2010. Kendati sudah
mencapai kesuksesan tertinggi sebagai pesepakbola, pemain yang akrab
disapa Giovanni tersebut tetap sosok yang rendah hati dan ingat dengan
tanah leluhurnya di timur Indonesia, Ambon.
Dalam perbicangan
hangat dengan kedua orang tua pemain milik Feyenoord ini, ayah serta
ibunda Gio, Victor dan Fransien van Bronckhorst, mengungkapkan
kebanggan besar diri dan anaknya sebagai orang yang memiliki darah
Ambon.
“Saya mendengar dari beberapa keluarga di sana
(Ambon), dan melihat situs jejaring, jika tanah Maluku menjadi berwarna
Oranye ketika Belanda lolos ke final Piala Dunia 2010. Sangat
membanggakan dan saya memberitahu Giovanni tentang ini,” jelas Victor
yang menerima rombongan wartawaan Indonesia di Johannesburg, Jumat
(9/7/2010), malam waktu setempat.
Pria yang masih terlihat muda
ini juga tak kuasa menahan haru ketika melihat putra kesayangannya
mencetak gol indah ke gawang Uruguay, pada laga semifinal lalu. Victor
menganggap itu adalah kado ulang tahun baginya yang sangat indah.
“Beberapa
hari sebelum laga semifinal saya berulang tahun yang ke-50. Dan gol
Gio seakan menjadi kado ulang tahun untuk saya. Itu aalah gol yang
sangat indah,” ujarnya dengan bahasa Indonesia terpatah-patah lengkap
dengan dialek Ambon.
[You must be registered and logged in to see this image.]
Keluarga dan kerabat di Ambon juga
memberikan dukungan besar kepada kesuksan Giovanni di laga final nanti.
“Peluang kedua tim sebenarnya 50:50. Mental yang berbicara di laga
final. Tapi saya punya perasaan jika Belanda akan menang. Gio memang
mempunyai hubungan dekat dengan beberapa pemain Spanyol seperti Xavi
Hernandez dan Andres Iniesta, tapi dia sangat professional,” sambung
Fransien.
Victor dan Fransien sudah beberapa kali berkunjung ke
Indonesia dan Ambon. Keduanya kerap menginap di kediaman kerabatnya di
bilangan Cinere, Depok, Jawa Barat. Mereka mengatakan jika Gio punya
rencana berlibur ke Indonesia setelah tidak sibuk dengan sepakbola.
mengantarkan timnya menuju laga puncak Piala Dunia 2010. Kendati sudah
mencapai kesuksesan tertinggi sebagai pesepakbola, pemain yang akrab
disapa Giovanni tersebut tetap sosok yang rendah hati dan ingat dengan
tanah leluhurnya di timur Indonesia, Ambon.
Dalam perbicangan
hangat dengan kedua orang tua pemain milik Feyenoord ini, ayah serta
ibunda Gio, Victor dan Fransien van Bronckhorst, mengungkapkan
kebanggan besar diri dan anaknya sebagai orang yang memiliki darah
Ambon.
“Saya mendengar dari beberapa keluarga di sana
(Ambon), dan melihat situs jejaring, jika tanah Maluku menjadi berwarna
Oranye ketika Belanda lolos ke final Piala Dunia 2010. Sangat
membanggakan dan saya memberitahu Giovanni tentang ini,” jelas Victor
yang menerima rombongan wartawaan Indonesia di Johannesburg, Jumat
(9/7/2010), malam waktu setempat.
Pria yang masih terlihat muda
ini juga tak kuasa menahan haru ketika melihat putra kesayangannya
mencetak gol indah ke gawang Uruguay, pada laga semifinal lalu. Victor
menganggap itu adalah kado ulang tahun baginya yang sangat indah.
“Beberapa
hari sebelum laga semifinal saya berulang tahun yang ke-50. Dan gol
Gio seakan menjadi kado ulang tahun untuk saya. Itu aalah gol yang
sangat indah,” ujarnya dengan bahasa Indonesia terpatah-patah lengkap
dengan dialek Ambon.
[You must be registered and logged in to see this image.]
Keluarga dan kerabat di Ambon juga
memberikan dukungan besar kepada kesuksan Giovanni di laga final nanti.
“Peluang kedua tim sebenarnya 50:50. Mental yang berbicara di laga
final. Tapi saya punya perasaan jika Belanda akan menang. Gio memang
mempunyai hubungan dekat dengan beberapa pemain Spanyol seperti Xavi
Hernandez dan Andres Iniesta, tapi dia sangat professional,” sambung
Fransien.
Victor dan Fransien sudah beberapa kali berkunjung ke
Indonesia dan Ambon. Keduanya kerap menginap di kediaman kerabatnya di
bilangan Cinere, Depok, Jawa Barat. Mereka mengatakan jika Gio punya
rencana berlibur ke Indonesia setelah tidak sibuk dengan sepakbola.