Di sekolah, Sutiyoso diberitahu oleh teman sekelasnya, bahwa sebagian
besar orang dewasa pasti menyembunyikan sekurang-kurangnya satu rahasia,
dan bahwa mudah sekali memeras mereka dengan mengatakan, 'Saya
sudah tahu semuanya'.
Sutiyoso kembali ke rumah dan memutuskan untuk mencobanya.
Ketika ia tiba di rumah, sambil memberi salam kepada ibunya, ia
mengatakan,"Saya sudah tahu semuanya."
Ibunya segera memberinya 20 ribu rupiah dan berkata, "Jangan
ceritakan pada ayahmu!".
Kemudian dengan sabar, anak itu menanti ayahnya pulang kerja, dan
menyalaminya dengan berkata,"Saya sudah tahu semuanya."
Ayahnya cepat-cepat memberinya 50 ribu rupiah dan berkata, "Tolong
jangan katakan apa-apa pada ibumu!"
Pada hari berikutnya, ketika Sutiyoso mau berangkat ke sekolah, ia
bertemu dengan supir ayahnya di pintu depan. Anak itu menyalaminya
sambil berkata,
"Saya sudah tahu semuanya."
Supir itu segera berjongkok, mengulurkan tangannya dan berkata,
"Kemari, nak! Peluklah ayahmu ini!"
besar orang dewasa pasti menyembunyikan sekurang-kurangnya satu rahasia,
dan bahwa mudah sekali memeras mereka dengan mengatakan, 'Saya
sudah tahu semuanya'.
Sutiyoso kembali ke rumah dan memutuskan untuk mencobanya.
Ketika ia tiba di rumah, sambil memberi salam kepada ibunya, ia
mengatakan,"Saya sudah tahu semuanya."
Ibunya segera memberinya 20 ribu rupiah dan berkata, "Jangan
ceritakan pada ayahmu!".
Kemudian dengan sabar, anak itu menanti ayahnya pulang kerja, dan
menyalaminya dengan berkata,"Saya sudah tahu semuanya."
Ayahnya cepat-cepat memberinya 50 ribu rupiah dan berkata, "Tolong
jangan katakan apa-apa pada ibumu!"
Pada hari berikutnya, ketika Sutiyoso mau berangkat ke sekolah, ia
bertemu dengan supir ayahnya di pintu depan. Anak itu menyalaminya
sambil berkata,
"Saya sudah tahu semuanya."
Supir itu segera berjongkok, mengulurkan tangannya dan berkata,
"Kemari, nak! Peluklah ayahmu ini!"