Alkisah dua orang teman lama sedang berkumpul. Mereka merayakan
pertemuan mereka itu dengan minum-minum di sebuah bar hingga mabok.
Ketika uang mereka habis salah seorang dari mereka berkata, "A-a-aku ada
akal. Kita kerumahku saja untuk meminta uang pa-pa-pada istriku." kata
Aris kepada sahabatnya.
Lalu pergilah mereka kerumah yang dituju dan menemui istri Aris. Ketika
sampai didalam rumah, mereka menuju ke ruang keluarga dan menyalakan
lampu. Ternyata begitu lampu menyala terlihatlah istri Aris sedang
bercumbu dengan seorang pemuda asing di sofa.
Aris yang sedang mabuk berat hanya dipenuhi keinginan untuk minum lagi.
"Sa-sayang." Ucap Aris sambil sempoyongan. "Apa ada se-sedikit u-uang
untuk suamimu ini?" ujarnya lagi dengan setengah sadar.
"Ambil di dompet disaku jaketku yang ada dikamar dan matikan lampunya
lagi!" bentak istrinya kepada Aris.
Sesampainya diluar rumah, Aris berkata kepada sahabatnya, "Masih cukup
un-untuk dua botol lagi...hehehe..." ujarnya sambil menepuk pundak
temannya yang tidak semabuk dia.
Temannya terheran-heran dengan tingkah Aris yang tidak bereaksi apa-apa
ketika melihat istrinya bercumbu dengan pemuda lain. "Lalu bagaimana
dengan pemuda yang ada di dalam rumahmu tadi?" sahabat Aris itu
menegaskan sekaligus mengingatkan Aris.
Dengan santainya Aris menjawab, "Persetan dengannya. Biarkan sa-saja dia
membeli min-minumannya sendiri...hiks..." ujarnya sambil berjalan
sempoyongan.
pertemuan mereka itu dengan minum-minum di sebuah bar hingga mabok.
Ketika uang mereka habis salah seorang dari mereka berkata, "A-a-aku ada
akal. Kita kerumahku saja untuk meminta uang pa-pa-pada istriku." kata
Aris kepada sahabatnya.
Lalu pergilah mereka kerumah yang dituju dan menemui istri Aris. Ketika
sampai didalam rumah, mereka menuju ke ruang keluarga dan menyalakan
lampu. Ternyata begitu lampu menyala terlihatlah istri Aris sedang
bercumbu dengan seorang pemuda asing di sofa.
Aris yang sedang mabuk berat hanya dipenuhi keinginan untuk minum lagi.
"Sa-sayang." Ucap Aris sambil sempoyongan. "Apa ada se-sedikit u-uang
untuk suamimu ini?" ujarnya lagi dengan setengah sadar.
"Ambil di dompet disaku jaketku yang ada dikamar dan matikan lampunya
lagi!" bentak istrinya kepada Aris.
Sesampainya diluar rumah, Aris berkata kepada sahabatnya, "Masih cukup
un-untuk dua botol lagi...hehehe..." ujarnya sambil menepuk pundak
temannya yang tidak semabuk dia.
Temannya terheran-heran dengan tingkah Aris yang tidak bereaksi apa-apa
ketika melihat istrinya bercumbu dengan pemuda lain. "Lalu bagaimana
dengan pemuda yang ada di dalam rumahmu tadi?" sahabat Aris itu
menegaskan sekaligus mengingatkan Aris.
Dengan santainya Aris menjawab, "Persetan dengannya. Biarkan sa-saja dia
membeli min-minumannya sendiri...hiks..." ujarnya sambil berjalan
sempoyongan.