VIVAnews - Wabah virus flu H1N1 di penjuru dunia ternyata memunculkan inovasi dalam industri busana. Di Jepang, hadir produk jas baru yang diyakini bisa membuat pemakainya terhindar dari virus flu yang mematikan itu.
Laman harian The Telegraph mengungkapkan bahwa jas untuk pria itu diproduksi oleh Haruyama Trading Co. Jas yang sudah dipasarkan sejak pekan lalu itu dijual dengan harga 52.290 yen (sekitar Rp 5,5 juta) . Juru bicara Haruyama, Ryugo Yamamoto, mengungkapkan bahwa jas berbahan dasar wol itu juga ditambah dengan kandungan titanium dioksida. Unsur itu bisa melumpuhkan molekuk-molekul virus yang menempel di permukaan jas saat terkena sinar ultraviolet.
Kandungan khusus itu tidak akan hilang walaupun jas dicuci hingga lebih dari 20 kali. Bahan-bahan jas itu juga bisa mengurangi bau tak sedap, seperti asap rokok. Menurut Yamamoto, sekitar 50.000 potong jas telah dijual serentak di 272 toko di penjuru Jepang sejak pekan lalu.
Wabah flu H1N1 ternyata dimanfaatkan dengan jitu oleh Haruyama untuk memasarkan produk terbaru. Pasalnya, banyak orang Jepang kini khawatir dengan peredaran penyakit mematikan itu, yang populer disebut flu binatang yang suka ngorok. Banyak pejalan kaki di Jepang selalu mengenakan masker di wajah agar mengurangi risiko terkena virus flu.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 340.000 orang di muka bumi sudah terjangkit H1N1. Penyakit itu telah menewaskan 4.100 orang. Di Jepang, terdapat 23.275 kasus flu, sebagian besar H1N1.
Laman harian The Telegraph mengungkapkan bahwa jas untuk pria itu diproduksi oleh Haruyama Trading Co. Jas yang sudah dipasarkan sejak pekan lalu itu dijual dengan harga 52.290 yen (sekitar Rp 5,5 juta) . Juru bicara Haruyama, Ryugo Yamamoto, mengungkapkan bahwa jas berbahan dasar wol itu juga ditambah dengan kandungan titanium dioksida. Unsur itu bisa melumpuhkan molekuk-molekul virus yang menempel di permukaan jas saat terkena sinar ultraviolet.
Kandungan khusus itu tidak akan hilang walaupun jas dicuci hingga lebih dari 20 kali. Bahan-bahan jas itu juga bisa mengurangi bau tak sedap, seperti asap rokok. Menurut Yamamoto, sekitar 50.000 potong jas telah dijual serentak di 272 toko di penjuru Jepang sejak pekan lalu.
Wabah flu H1N1 ternyata dimanfaatkan dengan jitu oleh Haruyama untuk memasarkan produk terbaru. Pasalnya, banyak orang Jepang kini khawatir dengan peredaran penyakit mematikan itu, yang populer disebut flu binatang yang suka ngorok. Banyak pejalan kaki di Jepang selalu mengenakan masker di wajah agar mengurangi risiko terkena virus flu.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 340.000 orang di muka bumi sudah terjangkit H1N1. Penyakit itu telah menewaskan 4.100 orang. Di Jepang, terdapat 23.275 kasus flu, sebagian besar H1N1.