хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
MAAF, FORUM DUNIA REMAJA INDONESIA PINDAH KE http://nadakeras.taro.tv/forum

Join the forum, it's quick and easy

хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
MAAF, FORUM DUNIA REMAJA INDONESIA PINDAH KE http://nadakeras.taro.tv/forum
хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх

Situs/Web/Forum/Blog dan Komunitas Remaja (Indonesian Only)


You are not connected. Please login or register

Ideologi Sastra Remaja

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

ralqis

ralqis
[DRI] Pendiri

ideologi sastra remaja

Apa yang tengah diperbincangkan banyak kalangan dunia sastra belakangan ini? Tak lain, menonjolnya penjualan karya-karya sastra remaja. Atau yang lebih sering disebut dengan chicklit atau teenlit. Kenapa? Karena, karya sastra yang ditulis oleh (dan untuk) remaja tersebut, melampaui penjualan karya sastra yang lain. Penjualan karya sastra remaja tersebut jauh di atas sastrawan yang terkenal sekalipun. Sungguh, hal yang sangat membanggakan, tentunya.

Analoginya, banyak penulis remaja bisa dikatakan sebagai sastrawan. Penyebutan ini sudah tentu akan menganggu eksistensi para sastrawan atau pemikir sastra yang telah mapan sebelumnya. Lantaran, ternyata mudah mengantongi predikat sastrawan. Sekalipun itu, hanya untuk ukuran karya sastra remaja. Perjalanan yang serbasingkat, namun membuahkan hasil yang menakjubkan. Ini, faktanya.

Jalan panjang menuju Roma! Seorang Sapardi Djoko Damono, yang sastrawan itu memang mengisahkan, karier bersastranya cukup panjang, untuk menjadi seorang yang akhirnya terkenal dalam 25 tahun belakangan ini. Sapardi kecil memang akrab dengan beragam buku bacaan sejak masa kecilnya. Tak heran, jika saat SMU naskahnya sudah dimuat di majalah Horison, yang kala itu diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Ketika mampu menulis di usianya yang belia, tak banyak orang langsung mengenalnya. Ia butuh waktu lebih panjang lagi. Ia masuk Jurusan Sastra UGM, lantas di situ ia baru menemukan komunitas bersastranya bersama Rendra, Darmanto Yatman, ataupun Bakdi Sumanto. Dunia teater dan sastra, itu yang akhirnya membesarkan namanya.

Sebuah perjalanan yang panjang. Mungkin itu tak berlaku bagi para penulis remaja pada saat ini. Terlalu melelahkan, untuk menjadi seorang yang akhirnya dikenal: menjadi sastrawan. Jika saat ini penulis remaja, lantas mengantongi predikat sastrawan begitu cepat, apa sebenarnya yang bisa didampakkan ? Ini bukan persoalan yang sederhana untuk bisa dikupas. Bisa dibayangkan, bertahun-tahun sastrawan muda harus ”berjuang” yang akhirnya mengantongi predikat sastrawan. Namun, penulis remaja saat ini, begitu cepat bisa bergelimang popularitas.

”Gue Banget!”
Karya teenlit, atau chicklit memang menandai babak baru dunia sastra Tanah Air. Karya-karya ini lebih merujuk pada sebuah dunia, yang memang identik dengan kehidupan remaja. Di Amerika, sastra teenlit ataupun chicklit ini, dikenal pula dengan istilah chick fic. Yang artinya, merujuk pada sebuah karya yang memang diperuntukkan oleh kaum gadis. Sedangkan satu yang menonjol dari karya-karya chicklit ini adalah bentuk karya sastra yang menghibur, mampu menawarkan relaksasi, mengandungi unsur kelucuan dan segar.

Banyak kalangan masih belum sepakat, siapa sebenarnya yang mengawali, mempopulerkan karya teenlit ataupun chicklit. Konon, ada yang menyebut bahwa Jostein Gaarner-lah yang mengibarkannya. Yakni, lewat karyanya yang berjudul Sophie’s World. Namun, sebagian meyakini bahwa JK Rowling-lah yang lebih dominan berkarya lewat Harry Potter-nya. Sementara, versi Amerika mengungkapkan bahwa karya Bridget Jones’s Diary karya Helen Fielding, yang justru mengawalinya. Memang belum terdapat kesepakatan yang mendasar soal siapa yang mendahului. Tapi kita lihat, bahwa dari karya-karya tersebut memang terdapat perbedaan.

Dunia sastra remaja kita memang telah melahirkan beberapa penulis belia. Tercatat sejumlah nama yang memang menonjol secara karya dan mampu meraup penjualan yang sangat tidak masuk akal untuk penjualan buku sastra remaja. Dan mengingatkan kita pada sukses yang pernah diraih oleh Hilman Hadiwijaya dengan Lupus, ataupun Gola Gong era 1980-an. Karya sastra remaja yang menonjol pada saat ini, misalnya Area X karya Elisa Handayani, Novita Nastiti dengan karya Subjek:Re, Rachmania Arunita dengan Eifel I’M In Love, dan yang lain.
Lantas, di tengah begitu suksesnya karya-karya teenlit – chicklit kita dihadapkan pada beberapa justifikasi, yang secara samar bisa mengungkapkan ideologi-ideologi dari karya sastra remaja tersebut.
Pertama, remaja (pembaca belia) adalah segmen buku yang cukup potensial. Mereka adalah sekelompok pasar, yang selama ini tidak digarap secara serius oleh dunia penerbitan. Selama ini, untuk karya sastra, lebih menitikberatkan pada sosok penulis yang ternama, telah mapan atau bahkan selebriti sekalipun akan dibayar untuk membuat buku jika mereka mampu.

Kedua, tema yang diangkat dalam chicklit adalah wilayah yang selama ini termarjinalkan dalam karya sastra. Dunia dengan tema sederhana, sehari-hari, menjadi unik bila justru dituturkan oleh mereka yang terlibat di dalamnya. Mayoritas karya remaja tersebut mengungkapkan kehidupan dunia mereka, hubungan laki-laki–perempuan yang ditafsir dengan tingkatan umur mereka. Dunia sekolah, cinta, remaja dalam kehidupan keluarga, hubungan pertemanan yang berhubungan dunia remaja mereka kupas. Bahkan yang menarik adalah impian mereka tentang satu dunia yang ideal, yang bisa dibangun menurut mereka.
Ketiga, peran dunia penerbitan sangat penting bagi popularitas karya remaja tersebut. Terungkap, bahwa pada saat ini begitu banyak penerbitan buku yang siap menerbitkan naskah apa pun. Dengan modal mampu mencetak 1.000 eksemplar buku, maka Anda sudah bisa disebut sebagai penerbit. Tidak sulit memang. Peran penerbit inilah yang sangat dominan dalam mendongkrak jumlah penjualan buku karya remaja. Promosi yang gencar, sistem marketing yang mapan menjadi salah satu faktor, kenapa popularitas penulis remaja ini begitu cepat terdongkrak.
Segmen pembaca remaja, memang butuh media. Media yang memang mampu mengakomodasikan kebutuhan dan mengangkat sebuah dunia yang tengah mereka alami. Jangan heran, jika karya-karya remaja tersebut begitu spontan dan ekspresif. Terkadang, kita juga menemukan serangkaian kejujuran, yang memang tak pernah bisa ditulis oleh seorang sastrawan yang ternama sekalipun.

Keberagaman
Peta dunia sastra memang acapkali ditengarai oleh karya-karya yang serius, dan meneror. Barangkali, banyak sastrawan mapan dan ternama akan merasa kaget dengan prestasi yang telah penulis remaja. Angka penjualan yang menakjubkan, popularitas di usia belia, sudah mereka dapat. Sementara, acapkali terungkap pengalaman bahwa untuk ukuran sastrawan ternama dan produktif sekalipun teramat sulit untuk bisa masuk ke penerbitan. Karya mereka, sering ditolak, oleh banyak penerbit. Yang paling ironis, popularitas (dan ekonomi)nya juga turun naik.
Sederet karya remaja, memang telah menggoda untuk dikonsumsi. Sejumlah karya remaja, yang bertutur tentang dunia mereka justru tengah menjadi idola dunia penerbitan. Alasannya adalah, hanya kalangan penulis remaja, yang saat ini mampu memberikan keuntungan yang serba cepat bagi dunia penerbitan. Ini alasannya.
Hadirnya karya sastra remaja, sudah tentu menawarkan warna lain dalam dunia sastra. Dunia remaja, memang layak untuk dipresentasikan, dipublikasikan. Namun, biarlah mereka sendiri yang mengucapkannya. ***

sumber : [You must be registered and logged in to see this link.]

https://www.facebook.com/profile.php?id=100001069460412
Share this post on: reddit

Anonymous

Post Mon 04 May 2009, 19:12  Tamu

Wah, benar juga neh bang.
Salut deh sama bang ralqis

ralqis

Post Mon 04 May 2009, 19:59  ralqis

sama2 bro, cuma share aja koq :81:

Anonymous

Post Mon 04 May 2009, 22:36  Tamu

bego wrote:Wah, benar juga neh bang.
Salut deh sama bang ralqis
Ini elo ya beng?
kesel

bang, bagus banget infonya.
banyak benarnya neh ngopi

Post   Sponsored content

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik