Madrid Dimata Mourinho

Liputan6.com, Madrid: Adalah hal yang tak mungkin jika
Jose Mourinho mau menganggukkan kepalanya menerima lamaran dari satu
klub, jika ia tidak mendapat jaminan untuk mendapatkan pemain baru demi
memperkuat komposisi skuad di klub barunya itu. Buktinya, Chelsea dan
Inter Milan.

Ketika terbang ke Stamford Bridge, Juni 2004, Mourinho merekrut Michael
Essien dan Didier Drogba. Dua gelar premiership langsung
disabet The Blues. Tatkala hengkang ke Giuseppe Meazza, Juni
2008, Special One memboyong Sulley Ali Muntari. Semusim kemudian,
Mourinho mengakuisisi Diego Milito, Thiago Motta, dan Samuel Eto’o.
Hasilnya, Nerazzurri meraih treble winners.

Madrid? Tanpa menyebut nama, Mourinho telah mengantongi sejumlah pemain
yang bakal diburunya di bursa transfer musim panas ini. Meski demikian
Mourinho memberi bocoran terkait sosok pemain yang bakal didekatinya.
Dalam benak Mourinho, skuad Madrid saat ini mempunyai dua kelemahan,
yaitu di sektor bek sayap alias full-back dan seorang gelandang
tengah.

“Real (Madrid) mempunyai seorang bek kanan yang sangat saya suka, Sergio
Ramos. Akan tetapi, dalam benak saya, ia lebih mumpuni bermain sebagai
bek tengah. Jadi, kami mungkin membutuhkan seorang bek kanan baru,” aku
Mourinho. Pernyataan yang membenarkan jika Los Blancos bakal mendekati
bek kanan Inter, Maicon (Baca: Visi
Mourinho untuk Los Merengues).

Selain itu, “Saya pun menginginkan memiliki seorang bek kiri untuk
menjadi alternatif Marcelo. Marcelo punya karakter sendiri. Tapi, Real
butuh keseimbangan skuad, pemain yang berbeda di setiap posisi. Saya
butuh bek kiri yang mempunyai karakter berbeda dengan Marcelo,” imbuh
Mourinho. Pernyataan yang menguatkan dugaan jika Madrid memburu full-back
Fiorentina, Juan Manuel Vargas (Baca: Madrid
Menawar Vargas) atau bek Lazio, Alexander Kolarov (Baca: Madrid
Memulai Dengan Kolarov).

Sektor tengah? “Lini tengah sangat penting. Sangat sulit kiwari mencari
seorang pemain gelandang tengah yang benar-benar komplet,” tegas
Mourinho yang lalu menunjuk mantan anak asuhnya di London, Frank Lampard
sebagai sosok gelandang komplet dan mempunyai karakter sebagai box-to-box
midfielder.

“Sulit untuk menilai siapa (gelandang) yang terbaik. Sebab, mereka
bermain di kultur sepakbola yang berbeda. Anda tidak dapat mengatakan
jika Lampard bakal mencetak 30 gol di Serie A atau Primera Division.
Tapi, di Inggris, rata-rata per musim ia mampu mencetak 28 gol, jumlah
yang luar biasa,” puji Mourinho.

Namun, “Sebaliknya, Anda pun tidak dapat mengatakan jika Xavi atau
Andres Iniesta (kedua-duanya gelandang Barcelona) bakal tampil bagus dan
impresif jika mereka berkecimpung di Liga Premier atau Serie A,” tandas
Mourinho.(MEG/Goal)