хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
MAAF, FORUM DUNIA REMAJA INDONESIA PINDAH KE http://nadakeras.taro.tv/forum

Join the forum, it's quick and easy

хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
MAAF, FORUM DUNIA REMAJA INDONESIA PINDAH KE http://nadakeras.taro.tv/forum
хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх

Situs/Web/Forum/Blog dan Komunitas Remaja (Indonesian Only)


You are not connected. Please login or register

sejarah Bendera Merah Putih

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

1sejarah Bendera Merah Putih Empty sejarah Bendera Merah Putih Sat 20 Jun 2009, 18:56

ralqis

ralqis
[DRI] Pendiri

SEJARAH
panjang bendera Merah Putih tercatat sebagai berikut. Tahun 1292,
Kerajaan Singosari di bawah Kertanegara mencapai kejayaannya. Tetapi di
samping itu, juga menjelang kehancurannya. Seorang raja dari Kediri
bernama Jayakatwang melancarkan pemberontakan. Namun mendapat
perlawanan dari tentara Singosari yang dipimpin oleh Raden Wijaya.

Catatan sejarah yang ditemukan pada tahun 1790 di Gunung Butak, sebelah
selatan Surabaya itu menyebutkan, "...Demikianlah keadaannya ketika
tentara Sri Maharaja (Raden Wijaya) bergerak terus sampai ke Rabut
Carat. Tak lama setelah itu, datanglah musuh dari arah barat. Ketika
itu juga Sri Maharaja bertempur dengan segala balatentaranya dan musuh
pun lari tunggang-langgang, setelah mengalami kekalahan besar. Tetapi
dalam keadaan demikian, di sebelah timur Hanyiru tampak panji-panji
musuh berkibar, warnanya merah putih. Melihat itu, Ardaraja, putra
Jayakatwang, meninggalkan pertempuran, berlaku hina dan lari menuju
Kapundungan..."

Sejarah lainnya mengatakan, pada zaman Kerajaan Mataram, warna merah
putih dikenal sebagai Gula Kelapa (Gula=merah, Kelapa=putih). Salah
satu bentuknya masih tersimpan sebagai pusaka dalam Keraton Surakarta,
yaitu bendera Kiai Ageng Tarub yang dasarnya berwarna putih dengan
tulisan Arab Jawa dan atasnya bergaris merah.

Dalam sejarah Pangeran Diponegoro, bendera Merah Putih kembali
berkibar. Tatkala perang terjadi (1825-1830), beliau yang sedang dalam
perjalanan berkata kepada Mangkubumi, "Paman, lihatlah rumah dan masjid
sedang dibakar, api merah menyala-nyala ke atas langit. Kini kita tak
berumah lagi di dunia."

Sesudah melihat ke arah Tegalrejo, ia memandang ke arah Selarong,
tempat rakyat mengibarkan bendera Merah Putih. Saat itu Pangeran
Diponegoro mengucapkan kata-kata yang masyhur kepada istrinya yang
bernama Ratnaningsih, "Perang telah mulai, kita akan pindah ke
Selarong. Pergilah Adinda ke sana, dan berikanlah segala intan permata
dan emas perakmu kepada rakyat yang mengikuti kita.”

Dalam peperangan tersebut, Pangerang Diponegoro pada tahun 1830 mengalami kekalahan. Dan Sang Merah Putih tidak berkibar lagi.

Pada tahun 1920, Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda, memilih panji
perkumpulan "Merah Putih Kepala Kerbau". Majalah perhimpunannya bernama
Indonesia Merdeka.

Tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda bernaung di bawah Merah Putih
dihiasi dengan lambang garuda terbang. Kemudian lambang garuda
menjadikan lambang tersendiri, sehingga tinggal warna Merah Putih.

Saat menjelang Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara ditugaskan untuk
meneliti bendera dan lagu kebangsaan. Diputuskan, bendera Merah Putih
harus berukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter. Sedangkan maknanya;
merah berarti berani, dan putih berarti suci.

Begitulah perjalanan panjang bendera Merah Putih yang dikukuhkan
menjadi bendera nasional dalam UUD 1945 pasal 35; "Bendera Negara
Indonesia ialah Sang Merah Putih."


Nah itu sedikit ilmunya dari Saya sebagai hadiah di hari kemerdekaan Indonesia kita ini. MERDEKA!

https://www.facebook.com/profile.php?id=100001069460412

2sejarah Bendera Merah Putih Empty Re: sejarah Bendera Merah Putih Sat 20 Jun 2009, 18:57

ralqis

ralqis
[DRI] Pendiri

Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada hari Jum’at tanggal 17
Agustus 1945 jam 10 pagi di jalan Pegangsaan timur 56 Jakarta. Setelah
pernyataan Kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya secara resmi
bendera kebangsaan merah putih dikibarkan oleh dua orang muda mudi dan
dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat. Bendera ini dijahit tangan
oleh ibu Fatmawati Soekarno dan bendera ini pula yang kemudian disebut
“Bendera Pusaka”.


Bendera Pusaka berkibar siang malam ditengah hujan tembakan sampai ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Pada
tanggal 4 Januari 1946 karena ada aksi terror yang dilakukan Belanda
semakin meningkat, maka Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
dengan menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta.


Bendera
Pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam kopor pribadi Presiden
Soekarno. Selanjutnya ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke
Yogyakarta.


Tanggal
19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua. Pada saat
Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Bapak
Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soekarno dan ditugaskan untuk
menyelamatkan Bendera Pusaka. Penyelamatan Bendera Pusaka ini merupakan
salah satu bagian dari sejarah untuk menegakkan berkibarnya Sang Merah
Putih di persada bumi Indonesia. Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka
itu, terpaksa Bapak Hussein Mutahar harus memisahkan antara bagian
merah dan putihnya.


Untuk
mengetahui saat-saat penyelamatan Bendera Pusaka, maka terjadi
percakapan yang merupakan perjanjian pribadi antara Presiden Soekarno
dan Bapak Hussein Mutahar yang terdapat dalam Buku Bung Karno
“Penyambung Lidah rakyat Indonesia” karya Cindy Adams:


“Tindakanku
yang terakhir adalah memanggil Mutahar ke kamarku (Presiden Soekarno,
Pen).” Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu,”
kataku ringkas. Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam
keadaan apapun juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga Bendera
kita dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Disatu
waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku
sendiri dan tidak kepada siapapun kecuali kepada orang yang
menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam
menyelamatkan Bendera ini, percayakan tugasmu kepada orang lain dan dia
harus menyerahkan ke tanganku sendiri sebagaimana engkau
mengerjakannya. Mutahar terdiam. Ia memejamkan matanya dan berdoa.
Disekeliling kami bom berjatuhan. Tentara Belanda terus mengalir
melalui setiap jalanan kota. Tanggung jawabnya sungguh berat. Akhirnya
ia memecahkan kesulitan ini dengan mencabut benang jahitan yang
memisahkan kedua belahan dari bendera itu.


Akhirnya
dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan antara Bendera Pusaka
yang telah dijahit tangan Ibu Fatmawati Soekarno berhasil dipisahkan.
Setelah Bendera Pusaka dipisahkan menjadi dua maka masing-masing bagian
yaitu merah dan putih dimasukkan pada dasar dua tas milik Bapak Hussein
Mutahar, selanjutnya pada kedua tas tersebut dimasukkan seluruh pakaian
dan kelengkapan miliknya. Bendera Pusaka ini dipisah menjadi dua karena
Bapak Hussein Mutahar mempunyai pemikiran bahwa apabila Bendera Pusaka
ini dipisah maka tidak dapat disebut bendera, karena hanya berupa dua
carik kain merah dan putih. Hal ini untuk menghindari penyitaan dari
pihak Belanda.


Setelah
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta ditangkap dan
diasingkan, Kemudian Bapak Hussein Mutahar dan beberapa staf
Keprisidenan juga ditangkap dan diangkut dengan pesawat dakota.
Ternyata mereka di bawa ke Semarang dan di tahan di sana. Pada saat
menjadi tahanan kota, Bapak Hussein Mutahar berhasil melarikan diri
dengan naik kapal laut menuju Jakarta.


Di
Jakarta beliau menginap di rumah Bapak R. Said Soekanto Tjokroaminoto
(Kapolri I). Beliau selalu mencari informasi bagaimana caranya agar ia
dapat segera menyerahkan Bendera Pusaka kepada Presiden Soekarno.

https://www.facebook.com/profile.php?id=100001069460412

3sejarah Bendera Merah Putih Empty Re: sejarah Bendera Merah Putih Sat 20 Jun 2009, 18:57

ralqis

ralqis
[DRI] Pendiri

Sekitar
pertengahan bulan Juli 1948, pada pagi hari Bapak Hussein Mutahar
menerima pemberitahuan dari Bapak Sudjono yang tinggal di Oranje
Boulevard (sekarang Jl. Diponegoro) Jakarta, isi pemberitahuan itu
adalah bahwa surat pribadi dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepada
Bapak Hussein Mutahar. Pada sore harinya surat itu diambil beliau dan
ternyata benar berasal dari Presiden Soekarno pribadi yang isinya
adalah perintah Presiden Soekarno kepada Bapak Hussein Mutahar supaya
menyerahkan Bendera Pusaka yang dibawanya kepada Bapak Sudjono,
selanjutnya agar Bendera Pusaka tersebut dapat dibawa dan diserahkan
kepada Presiden Soekarno di Bangka (Muntok).

Presiden
Soekarno tidak memerintahkan Bapak Hussein Mutahar datang ke Bangka
untukmenyerahkan sendiri Bendera Pusaka langsung kepada beliau
(Presiden Soekarno), tetapi menjadi kerahasiaan perjalanan Bendera
Bangka.

Sebab
orang-orang Republik Indonesia dari Jakarta yang tidak diperbolehkan
mengunjungi ketempat pengasingan Presiden pada waktu itu hanyalah
warga-warga Delegasi Republik Indonesia, antara lain : Bapak Sudjono,
sedangkan bapak Hussein Mutahar bukan sebagai warga Delegasi Republik
Indonesia.

Setelah
mengetahui tanggal keberangkatan Bapak Sudjono ke Bangka, maka dengan
meminjam mesin jahit milik seorang istri dokter.Bendera Pusaka yang
terpisah menjadi dua dijahit kembali oleh Bapak Hussein Mutahar persis
lubang bekas jahitan aslinya. Tetapi sekitar 2 cm dari ujung bendera
ada kesalahan jahit. Selanjutnya Bendera Pusaka ini dibungkus dengan
kertas koran dan diserahkan kepada Presiden Soekarno dengan Bapak
Hussein Mutahar seperti yang dije4laskan di atas.

Setelah berhasil menyelamatkan Bendera Pusaka, beliau tidak lagi menangani masalah pengibaran Bendera Pusaka.
*) sebagai penghargaan atas jasa menyelamatkan Bendera Pusaka yang dilakukan oleh

Bapak Hussein Mutahar, Pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang


Mahaputera pada tahun 1961 yang disematkan oleh Presiden Soekarno.



Periode tahun 1946 – 1949

Presiden Soekarno memanggil Bpk.Husein Mutahar untuk mempersiapkan dan
memimpin upacara peringatan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1949 di
Istana presiden gedung agung Yogyakarta, ibu kota negara saat itu
pindah dari Jakarta ke Yogyakarta kerena aksi teror penjajah
Belanda.Petugas pengibaran bendera pusaka hanya 5 orang dari perwakilan
daerah yang ada di Yogyakarta.Keinginan Bpk.Husein Mutahar untuk
mendatangkan pelajar dari seluruh propinsi se-Indonesia belum terwujud
karena halangan dari penjajah Belanda.


Periode tahun 1950 – 1966


Untuk pertama kalinya upacara peringatan proklamasi kemerdekaan RI di
laksanakan di Istana Merdeka Jakarta.Bendera pusaka di kibarkan di
tiang tujuh belas dengan megahnya..


Regu pengibar tahun 1950 – 1966 di bentuk dan diatur oleh rumah tangga kepresidenan.


Pada tahun 1966 merupakan ujicoba program latihan PASKIBRAKA yaitu Pandu Indonesia ber-Pancasila.


Periode tahun 1967 – 1973


Sama seperti tahun 1966,tahun 1967 merupakan tahun ke-2 ujicoba
pelaksanaan program latihan Pandu Indonesia ber-Pancasila yang
anggotanya pramuka penegak dari gugus depan di Jakarta, ini
dilaksanakan setelah bapak Husein Mutahar menjadi direktur jenderal
urusan Pramuka dan Pemuda (UDAKA).Departemen pendidikan dan kebudayaan
lalu berubah menjadi Ditjen Dibelurepora (Direktorat jenderal
Pendidikan Luar Sekolah pemuda dan Olah raga )


Dengan ide dasar pelaksanaan tahun 1966 Bpk.Husein Mutahar mengembangkan pola formasi pengibaran menjadi tiga kelompok, yaitu :


a.Kelompok 17 / pengiring (pemandu)


b.Kelompok 8 / pembawa (inti)


c.Kelompok 45/ pengawal


Ini merupakan simbol tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945


Tahun 1968 petugas pengibar adalah pemuda utusan propinsi tetapi belum
seluruhnya mengirim utusannya oleh karena itu kekurangan pasukan di
ambil dari eks pasukan 1967.


Tanggal 5 agustus 1969 di Istana negara di laksanakan penyerahan
Duplikat Bendera Pusaka dan reproduksi Naskah proklamasi oleh presiden
Soeharto kepada gubernur seluruh Indonesia serta perwakilan –
perwakilan Indonesia di luar negeri agar dapat bersamaan dengan
pelaksanaan upacara di Istana Merdeka Jakarta.


Tahun 1969 secara resmi anggota PASKIBRAKA adalah pelajar SMA
se-Indonesia yang merupakan utusan 26 Propinsi se-Indonesia dan setiap
propinsi diwakili sepasang remaja.


Tahun 1967 – 1972 petugas pengibar dinamakan Pasukan Pengerek Bendera
Pusaka atau PASKERAKA, baru pada tahun 1973 Bpk..Idik Sulaeman
melontarkan istilah Pasukan Pengibar Bendrera Pusaka atau PASKIBRAKA.


https://www.facebook.com/profile.php?id=100001069460412

Sponsored content



Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik