хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
MAAF, FORUM DUNIA REMAJA INDONESIA PINDAH KE http://nadakeras.taro.tv/forum

Join the forum, it's quick and easy

хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
MAAF, FORUM DUNIA REMAJA INDONESIA PINDAH KE http://nadakeras.taro.tv/forum
хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
хХх::[Dunia Remaja Indonesia]::хХх

Situs/Web/Forum/Blog dan Komunitas Remaja (Indonesian Only)


You are not connected. Please login or register

Motivasi dalam Psikologi

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

1Motivasi dalam Psikologi Empty Motivasi dalam Psikologi Thu 18 Jun 2009, 18:29

ralqis

ralqis
[DRI] Pendiri

A. Pendahuluan

  • Pengertian Motivasi


Banyak
para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai
sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai
suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam
bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Mc.
Donald mengatakan bahwa, Motivation is a energi change within the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal
reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang mempunyai motivasi dalam belajar, tak
akan mungkin melakukan aktifitas belajar.

Seseorang
yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi
dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting
dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai
keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi
ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik
diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang
sebagai subjek belajar.

Guru-guru sangat
menyadari penting motivasi di dalam membimbing belajar murid. Berbagai
macam teknik misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan
kehormatan-kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian dan celaan telah
digunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Ada kalanya,
guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.

Bukan
hanya sekolah-sekolah yang berusaha memberi motivasi tingkah laku
manusia kearah perubahan tingkah laku yang diharapkan. Orang tua atau
keluarga pun telah berusaha memotivasi belajar anak-anak mereka.
Kelompok yang berkecimpung dibidang “Manajement“ yang membuat rencana
“Insentive” baru untuk meningkatkan produksi, adalah berusaha
memotivasi perubahan-perubahan dalam tingkah laku. Kaum pengusaha
mengeluarkan biaya setiap tahun untuk memasang advertensi, berarti
memotivasi orang-orang agar mau membeli dan menggunakan hasil-hasil
usahanya.

Dari
uraian diatas, ternyata kesadaran tentang pentingnya motivasi bagi
perubahan tingkah laku manusia telah dimiliki, baik oleh para pendidik,
para orang tua murid maupun masyarakat.



B. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

  • Motivasi Intrinsik


Yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang
menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan
motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di
dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang
siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat
pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya
secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik
motivations are inherent in the learning situations and meet
pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam
diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti
tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin
mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.

  • Motivasi Ekstrinsik


Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena
tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai
baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang
penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara
langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena
itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.

C. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan
yang dilakukan yang terlepas dari factor lain. Aktivitas belajar
merupakan kegiatan yang melibatkan unsure jiwa dan raga. Belajar tak
akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam
yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah
pentingnya.

Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas
belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi
adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri
sesorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya

Motivasi
mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang.
Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi
berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya
diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar
mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam
uraian berikut.

  • Motivasi Sebagai Dasar Penggerak Yang Mendorong Aktivitas Belajar


Seseorang
melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya motivasilah
sebagai dasar penggeraknya yang mendorong sseorang untuk belajar.
Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada
tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas nyata. Minat merupakan
kecenderungan psikologis yang menyenangi sesuatu objek, belum sampai
melakukan kegiatan. Namun, minat adalah motivasi dalam belajar. Minat
merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali
motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar maka dia
melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena
itulah, motivasi diakui sebagi dasar penggerak yang mendorong aktivitas
belsajar seseorang.

  • Motivasi Intrinsic Lebih Utama Daripada Motivasi Ekstrinsik Dalam Belajar


Dari
seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan
motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Tidak pernah ditemukan
guru yang tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Anak
didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi
ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar.

Efek
yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah
kecendrungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar
dirinya. Selain kurang percaya diri, anak juga bermental pengharapan
dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi intrinsik lebih utama
dalam belajar.

Anak
didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit
terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar
bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian
orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda, tetapi karena ingin
memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Tanpa diberikan janji-janji yang
muluk-muluk pun anak didik rajin belajar sendiri. Perintah tidak
diperlukan, karena tanpa diperintah anak sudah taat pada jadwal belajar
yang dibuatnya sendiri.

  • Motivasi Berupa Pujian Lebiah Baik Daripada Hukuman


Meski
hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik,
tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang
dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun jaga. Memuji orang
lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal
ini memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan
prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus
pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna
mengejek.

  • Motivasi Berhubungan Erat Dengan Kebutuhan Dalam Belajar


Kebutuhan
yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk
menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik
belajar. Karena bila tidak belajar berarti anak didik tidak akan
mendapat ilmu pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan diri dengan
memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila potensi-potensi tidak
ditumbuh kembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi, belajar
adalah santapan utama anak didik.

  • Motivasi Dapat Memupuk Optimisme Dalam Belajar


Anak
didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat
menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar
bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya
kini, tetapi dihari-hari mendatang. Setiap ulangan yang diberikan oleh
guru bukan dihadapi dengan pesimisme, hati yang resah gelisah. Tetapi
dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada anak didik yang
lain membuka catatan ketika ulangan, dia tidak terpengaruh dan tetap
tenang menjawab setiap soal item soal dari awal hingga akhir waktu yang
ditentukan.

  • Motivasi Melahirkan Prestasi Dalam Belajar


Dari
berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi
mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu
dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak
didik. Anak didik menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati
mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya
juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang
disenangi itu yang dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajaran itu
dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.

https://www.facebook.com/profile.php?id=100001069460412

2Motivasi dalam Psikologi Empty Re: Motivasi dalam Psikologi Thu 18 Jun 2009, 18:29

ralqis

ralqis
[DRI] Pendiri

D. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Dalam
kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik yang malas
berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak didik yang lain aktif
berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak didik duduk
dengan santainya di kursi mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah
kemana. Sedikitpun tidak tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran
dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan.

Ketiadaan minat terhadap suatu mata
pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik tidak bergeming
untuk mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda
bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Kemiskinan
motivasi intrinsik ini merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang
tidak bisa ditunda-tunda. Guru harus memberikan suntikan dalam bentuk
motivasi ekstrinsik. Sehingga dengan bantun itu anak didik dapat keluar
dari kesulitan belajar.

Bila
motivasi ekstrisik yang diberikan itu dapat membantu anak didik keluar
dari lingkaran masalah kesulitan belajar, maka motivasi dapat
diperankan dengan baik oleh guru. Peranan yang dimainkan oleh guru
dengan mengandalkan fngsi-fungsi motivasi merupakan langkah yang akurat
untuk menciptakan iklim belajar yang kondusip bagi anak didik.

Baik
motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrisik sama berfungsi sebagai
pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam
sikap terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis
dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi
perbuatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau
penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam
setiap perbuatan dalam belajar.

Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar tersebut diatas, akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut.

1. Motivasi Sebagai Pendorong Perbuatan

Pada
mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada
sesuaru yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang
belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong
ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam
rangka belajar.

2. Motivasi Sebagai Penggerak Perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik
itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian
terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah
melakukan aktifitas belajar dengan segenap raga dan jiwa. Akal pikiran
berproses dengan sikap pada yang cenderung tunduk dengan kehendak
perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal
pikiran
mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsif, dalil, dan
hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandung.



3. Motivasi Sebagai Pengarah Perbuatan

Anak
didik yang mempunyai motivasi dapat menyeliksi mana perbuatan yang
harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik
yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu,
ttidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain.
Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan
sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik
merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah
sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam
belajar.



E. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar

Dalam
proses enteraksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun
belajar. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila ada diantara anak
didik yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk membimbing anak
didik dalam belajar. Hal ihi perlu disadari oleh guru. Untuk itu
seorang guru biasanya memanfaatkan motivasi ekstrinsik
untuk meningkatkan minat anak didik agar lebih bergairah belajar meski
terkadang tidak tepat. Drs. Wasty Soemantoe (1984) mengatakan, bahwa
guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi dalam bimbingan belajar
murid. Dalam berbagai teknik, misalnya kenaikan tingkat, penghargaan,
peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian, dan celaan
telah diguinakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar.
Adakalanya guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak
tepat.

Kesalahan
dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi
belajar anak didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar
menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran pun tidak
akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat, sesuai dengan target
yang dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai kondisi psikologis
anak didik sangat diperlukan guna mengetahui segala apa yang sedang
dihadapi anak didik sehingga gairah belajarnya menurun.

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut.

  • Memberi Angka


Angka
dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar
anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar
untuk memberikan motivasi kepada anak didik lainnya. Namun, guru harus
menyadari bahwa angka/nilai bukanlah merupakan hasil
belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar
seperti itu lebih menyentuh aspek kognitif. Bisa saja nilai itu
bertentengan dengan efektif anak didik. Untuk itu guru perlu memberikan
angka/nilai yang menyentuh aspek efektif dan keterampilan yang
diperlihatkan anak didik dalam pergaulan/kehidupan sehari-hari.
Penilaian harus juga diarahkan kepadda aspek kepribadian anak didik
dengan cara mengamati kehidupan anak didik di sekolah, tidak hanya
semata-mata berpedoman pada hasil ulangan di kelas, baik dalam bentuk
formatif atau sumatif.

  • Hadiah


Hadiah
adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau
kenang-kenangan/cenderamata. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa
dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak
didik yang berprestasi, rangking satu, dua tau tiga dari anak didik
lainnya. Dalam pendidikan modern, anak didik yang berprestasi tinggi
memperoleh predikat sebagai anak didik teladan dan untuk perguruan
tinggi/universitas disebut sebagai mahasiswa teladan.sebagai
penghargaan atas prestasi mereka dalam belajar, uang beasiswa
supersemar pun mereka terima setiap bulan dengan jumlah dan jangka
waktu yang ditentukan. Hadiah berupa uang beasiswa supersemar diberikan
adalah untuk memotivasi anak didik/mahasiswa agar senantiasa
mempertahankan prestasi belajar selama berstudi.

  • Kompetisi


Kompetisi
adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk medorong
anak didik agar mereka bergairah belajar. Bila iklim belajar yang
kondusif terbentuk, maka setiap anak didik terlihat dalam kompetisi
untuk menguasai bahan pelajarran yang diberikan. Selanjutnya, setiap
anak didik sebagian individu melibatkan diri mereka masing-masing
kedalam aktivitas belajar. Kondisi inilah yang dikehendaki dalam
pendidikan modern, yakni cara belajar siswa aktif (CBSA), bukan catat
buku sampai akhir pelajaran yang merupakan kepanjangan dari CBSA
pasaran.

4. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga beklerja keras dengan
mempertahankan harga diri, adalah sebagai salah ssatu bentuk motivasi
yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian
tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga
dengan anak didik sebagai subjek belajar. Anak didik akan belajar
dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

  • Memberi Ulangan


Ulangan
bisa dijadikan sebagai motivasi, anak didik biasanya mempersiapkan diri
dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh karena
itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak
didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak selamanya
dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap
hari dengan tak terprogram, hanya karena selera, akan membosankan anak
didik.

Oleh
karena itu,ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara
akurat dengan teknik dan setrategi yang sestematis dan terencana.

6. Mengatahui Hasil

Mengatahui hasil belajar bisa dijadikan
sebagai alat motivasi. Bagi anak didik yang menyadari betapa besarnya
sebuah nilai prestasi belajar akan meningkatkan intensitas belajarnya
guna mendapatkan prestasi belajar yang melebihi prestasi belajar
diketahui sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah menjadikan anak
didik giat belajar untuk memperbaikinya. Sikap seperti itu bisa terjadi
bila anak didik merasa rugi mendapat prestasi belajar yang tidak sesuai
dengan harapan.

  • Pujian


Ujian
yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat
motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk
memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan sekolah.
Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau
bertentangan sama sekali dengan hasil kerjaan anak didik.

  • Hukuman


Meski
hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan
dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan
efiktif. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan
pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pedekatan edukatif dimaksud
di sini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap
perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang
diberikan itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.
Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran. Akan lebih baik bila anak
didik berhenti melakukannya dihari mendatang.

  • Hasrat Untuk Belajar


Hasrat
untuk belajar adalah gejala psikologis yang tidak berdiri sendiri,
tetapi berhubungan dengan kebutuhan anak didik untuk mengetahui sesuatu
dari objek yang akan dipelajarinya. Kebutuhan itulah yang akan menjadi
dasar aktivitas anak didik dalam belajar. Tiada kebutuhan berarti tiada
ada hasrat untuk belajar. Itu sama saja tidak ada minat untuk belajar.

  • Minat


Minat
adalah kecendrungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa aktivitas. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan anak didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya,
tetapi dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam
suatu kegiatan. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminat itu dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain. Minat
terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar
selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat
terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan cenderung mendukung
aktivitas belajar berikutnya.
Minat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat
terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan
sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah
menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat merupakan alat
motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak
didik dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu, guru perlu
membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah anak
didik pahami.

PENUTUP



Motivasi
merupakan keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat
sesuatu. Motivasi dapat dibedakan kedalam motivasi intrinsic dan
ekstrinsik. Motivasi intrinsic merupakan keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk belajar,misalnya
perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi
tersebut,apakah untuk kehidupannya masa depan siswa yang bersangkutan
atau untuk yang lain. motivasi ekstrinsik merupakan keadaan yang dating
dari individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Pujian dan hadiah,peraturan atau tata tertib sekolah,
keteladanan orangtua, guru merupakan contoh-contoh kongkret motivasi
ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang intrinsic maupun ektrinsik akan menyebabkan siswa kurang bersemangat untuk
melakukan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah. Dampak
lanjutnya adalah pencapaian hasil belajar yang kurang memuaskan

Motif
atau keinginan untuk berprestasi sangat menentukan prestasi yang
dicapainya.dengan demikian,keinginan seseorang atau siswa untuk
berhasil dalam belajar juga akan menentukan hasil belajarnya motif erat
sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.untuk mencapai suatu
tujuan perlu dibuat sesuatu. Yang menyebabkan seseorang berbuat adalah
motifnya. Dengan demikian, motif berfungsi sebagai daya penggerak atau
pendorong.

Dalam
perspektif islam, berkenaan dengan motif belajar atau menuntut
ilmu,hendaklah motifnya semata-mata mencari ilmu, bukan mencari pangkat
atau pekerjaan. Sebab, apabila motifnya mencari ilmu, pangkat, dan
pekerjaan akan mengiringinya, tetapi apabila motifnya mencari pangkat
atau pekerjaan, ilmu belum tentu diperoleh dan pekerjaan pun belum
tentu didapat.itulah tujuan belajar atau menuntut ilmu secara ideal
didalam perspektif islam.

Perhatian,
minat, bakat,dan motif atau motivasi siswa terhadap bahan pelajaran
akan membentuk sikapnya dalam belajar. Oleh karena itu, sikap juga
mempengaruhi belajar atau hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA



Djamarah, Syaiful Bahri., Psikologi Belajar. Cet I. Jakarta: Rineka Cipta. 2002

A. M. Sardiman., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet V. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994

Psikologi Pembrlajaran Pendidikan Agama Islam. Hal. 122

https://www.facebook.com/profile.php?id=100001069460412

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik